Senin, 18 April 2011

Kebudayaan di Indonesia

Pada tugas kali ini saya akan membahas tentang kebudayaan yang ada di Indonesia. Tugas ini dibuat demi memenuhi nilai mata kuliah Ilmu Budaya Dasar. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya.
Kebudayaan merupakan suatu adat istiadat yang dapat disebut juga menjadi suatu kebiasaan sekumpulan orang di daerah – daerah tertentu. Pada tulisan ini akan membahas kebudayaan yang terutama berada di Indonesia. Kita sama – sama elah mengetahui kebudayaan di Indonesia sangatlah banyak. Namun hal tersebut harusnya tidak menjadi penghalang runtuhnya kesatuan dan persatuan di Indonesia. Seperti yang tedapat pada Pancasila, yaitu “ Bhineka Tunggal Ika “ , yang mempunyai arti walaupun kita semua berbeda ( baik suku , agama , ras , dan golongan ) tetapi kita tetap satu .
Namun tidak semua budaya di Indonesia bersifat positif atau membangun, karena masih banyak hal – hal yang malah mungkin akan menjadikan negara kita bodoh. Sebenarnya bukan budaya , tapi karena hal – hal tersebut telah menjadi suatu kebiasaan yang nyata maka hal tersebut di katakan budaya .
Salah satu yang akan saya bahas adalah sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan di ibu kota negara kita, yaitu kota jakarta . Macet .. mungkin kata itu sudah tidak asing lagi, karena hampir setiap hari di ibu kota terjadi kemacetan, terutama pada waktu orang – orang berangkat kerja dan pulang kerja .
Hhhhmmm ...
Pemerintah akan meninjau kembali proyek-proyek infrastruktur yang macet sehingga dapat segera ditangani agar jangan sampai menyandera kepentingan nasional.
"Kita tidak boleh lupa sebenarnya banyak juga proyek yang sudah disetujui, sudah mendapatkan izin, sudah mendapatkan konsesi, tapi belum juga berjalan,," kata Wakil Presiden Boediono saat memberikan sambutan pembukaan IIICE 2011 di Jakarta.
Menurutnya hal ini adalah bagian pekerjaan rumah, pemerintah tidak bisa biarkan seperti ini dan akan mengkaji serta mengambil upaya. "Tidak boleh proyek-proyek ini menyandera kepentingan nasional," kata Wapres.
Menurut Wapres, pembangunan infrastruktur oleh investor saat ini sangat dibutuhkan. Pemerintah, menurut Wapres, hanya mampu menyediakan 30 persen pendanaan untuk pembangunan infrastruktur.
Sehingga 70 persen pendanaan infrastruktur diharapkan dari investor. Menurut data pemerintah, kebutuhan dana untuk infrastruktur hingga 2014 sebesar Rp1.429 triliun.
Wapres mengatakan, pemerintah sangat sadar, oleh sebab itu satu-satunya jalan bagi pemerintah adalah mendorong, mengakselerasi investasi dunia usaha, baik usaha milik pemerintah atau swasta, baik dalam negeri maupun luar negeri.
"Upaya mendorong swasta untuk mengisi kekurangan pembiayaan yang sekitar 70 persen dari total kebutuhan pembangunan infrastruktur tadi," katanya.
Wakil Presiden mengatakan, pemerintah sangat serius dalam mendorong para investor untuk berinvestasi dalam infrastruktur.
Keseriusan ini tentu harus kita buktikan, sampaikan pada calon investor, dalam bentuk langkah kongkrit yang harus kita lakukan di berbagai bidang.
Wapres menambahkan, pemerintah bekerja keras untuk memperbaiki iklim investasi yang tumpang tindih dan tidak ramah terhadap investasi. "Kita akan upayakan akan kita hilangkan dan ini pekerjaan tidak akan selesai dalam waktu satu malam," katanya.
Selain itu pemerintah menurut Wapres juga siap memberikan insentif.
"Ini juga sudah digarap, tadi ada beberapa contoh, kami terbuka dengan insentif yang patut kita berikan,"kata Wapres.
Tidak Becus Urus Kemacetan, Pemerintah Pacu Kerugian Ekonomi Rakyat
Pemerintah Pusat diminta fokus pada penanganan kemacetan lalu lintas yang terjadi di berbagai wilayah di Indonesia. Diperhitungkan, kerugian ekonomi secara kolektif akibat kemacetan diperkirakan setara dengan 3 persen alokasi belanja Infrastruktur APBN.
“Penanganan kemacetan seharusnya bisa dilakukan dengan menerapkan kombinasi berbagai strategi manajemen lalu lintas, sehingga dengan biaya yang relatif murah permasalahan kemacetan ini bisa segera diatasi,” ujar anggota Komisi V DPR RI Abdul Hakim dalam pernyataan pers yang diterima siang ini.
Menurut Abdul Hakim, DPR berulangkali meminta jajaran Kementerian Perhubungan segera melaksanakan amanat Paket Undang-Undang Transportasi yang berhasil diselesaikan pembahasannya dalam kurun waktu dua tahun (2007 - 2009). Secara khusus ia menyorot penanganan kemacetan Jakarta sebagai Ibukota Negara. Penerapan Electronic Road Pricing (ERP) sebagai salah satu solusi mengatasi kemacetan Jakarta, misalnya, terganjal oleh belum terbitnya Peraturan Pemerintah yang mengatur masalah ini.
“Padahal, Undang Undang 22 tahun 2009 pasal 320 menegaskan bahwa seluruh peraturan pelaksanaan yang diatur pada Undang Undang ini harus ditetapkan paling lama satu tahun sejak ditetapkannya Undang Undang 22 tahun 2009," tegas Hakim yang juga anggota Fraksi PKS ini.
Hakim menambahkan, kemacetan lalu lintas di Jakarta saja dilaporkan sudah mengakibatkan kerugian Rp 4,5 miliar setiap harinya. Hal ini akan membengkak bila menghitung kerugian yang ditanggung oleh seluruh rakyat Indonesia akibat kemacetan lalu lintas di berbagai wilayah ini dihitung secara kolektif.
“Sangat besar, prediksi kami angka kerugian kolektif akibat kemacetan ini setara dengan 3 persen alokasi belanja infrastruktur APBN setiap tahunnya”, pungkas Abdul Hakim
Kutipan di atas semoga bukan hanya omongan semata, karena kita juga ingin kan kondisi jalan yang lancar , tanpa gangguan kemacetan yang di sebabkan karena kelalaian oknum pemerintah .
Selain kemacetan , di negara kita ini untuk menentukan kelulusan sekolah tingkat menengah umum atau SMA di pergunakan Ujian nasional atau yang biasa di sebut uan . banyak pro dan kontra yang timbul akibat hal tersebut . pada satu pihak ujian nasional tindakan yang cukup adil karena pada uajian nasional kita dapat mengetahui sejauh apa pelajaran yang kita tangkap selama 3 tahun di SMA . namun pada lain pihak hal tsb di anggap hal yang tidak adil bagi pelajar SMA karena mereka beranggapan tidak adil kalau waktu belajar mereka selama 3 tahun hanya ditentukan dengan ujian selama 3 hari . oleh sebab itu saat ini ujian nasional tengah marak diperbincangkan .
Menyambut ujian yang tinggal menghitung hari, Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kaltim, Drs Musyahrim MM mengimbau agar siswa berkonsentrasi belajar untuk menghadapi Unas.
"Siswa bisa mempersiapkan diri sebaik-baiknya dan jangan percaya dengan adanya tawaran bocoran soal, karena itu tidak mungkin. Percayakan kemampuan diri yang dimiliki," imbau Musyahrim.
Musyahrim meminta siswa tidak percaya pada isu-isu yang menyesatkan. Salah satunya, isu kebocoran soal yang marak jelang ujian.
Menurut Musyahrim, proses percetakan naskah soal Unas sangat ketat dengan pengamanan yang berlapis.
"Proses percetakan memiliki standar pengamanan yang ketat. Diawasi 24 jam nonstop, baik dari kami, Unmul maupun petugas kepolisian. Sehingga, isu kebocoran soal sangat tidak mungkin. Saya harap anak-anak tidak percaya," tuturnya.
Tahun ini ada bentuk formula baru pelaksanaan Unas yaitu memberi pembobotan 40 persen untuk nilai sekolah dan 60 persen untuk nilai Unas.
Nilai sekolah diperoleh dari gabungan antara nilai ujian sekolah dan nilai rata-rata rapor semester 1, 2, 3, 4 dan 5 untuk SMP/MTs dan SMPLB. Serta semester 3, 4 dan 5 SMA/MA dan SMK.
Pembobotannya 60 persen untuk nilai ujian sekolah dan 40 persen untuk nilai rata-rata rapor. Nilai gabungan ini selanjutnya disebut nilai sekolah yang ikut menentukan kelulusan Unas.
"Kelulusan peserta didik dalam Unas ditentukan nilai akhir yang diperoleh dari nilai gabungan antara nilai sekolah pada mata pelajaran yang diujiannasionalkan dan nilai Unas murni. Siswa dinyatakan lulus apabila nilai akhir pada setiap mata pelajaran paling rendah 4,0 dan nilai rata-rata dari semua nilai akhir mencapai paling rendah 5,5," ungkap Musyahrim.
Tahun ini juga tidak ada Ujian Ulangan hanya ada Unas Susulan diberikan bagi peserta didik yang saat pelaksanaan Unas Utama berhalangan karena sakit dan alasan lain dengan surat keterangan.
Unas 2010/2011 jenjang SMA/MA akan dilaksanakan pada 18-21 April 2011, untuk jenjang SMK dilaksanakan pada 18-20 April 2011. Sementara untuk jenjang SMP/MTs digelar 25-28 April 2011.
Kecemasan orangtua membuat anak “takut”
“Hati-hati dengan kekhawatiran Anda,” kata Anggia Chrisanti Wiranto, konselor dan terapis EFT (emotional freedom technique) untuk biro psikologi Westaria (www.westaria.com).
“Kami dari Westaria, sejak tiga tahun lalu, berkali-kali di setiap tahun dan khususnya di masa-masa menjelang UN melakukan 'Terapi Massal Hadapi UN' (untuk anak SMA, SMP, maupun SD) di beberapa tempat. Hasilnya luar biasa! Perlu diketahui para orangtua, bahwa kekhawatiran, kecemasan, dan kesedihan anak-anak kita yang akan menghadapi UN sebanyak 80 persen bukan disebabkan ketidaksiapan terhadap materi pelajaran atau materi yang akan diujikan. Karena pada dasarnya, dengan persiapan di sekolah, ditambah bimbingan belajar, dan lain-lain, mereka secara sadar (siap tidak siap), sudah mengetahui pada saatnya nanti pasti akan menghadapi UN,” bebernya.
Jadi “masalah” dari luar yang sebanyak 80 persen itulah yang menjadi kendala terberat mereka. Apa sajakah itu? Anggia memaparkan kesimpulannya sebagai berikut:
- marah karena orangtua selalu memaksa ketika menyuruh belajar.
- sedih karena lingkungan (baik rumah, sekolah, dan lain-lain) selalu menakut-nakuti tidak lulus.
- takut membuat orangtua kecewa jika mendapat nilai jelek.
- takut membuat orangtua sedih jika tidak bisa masuk ke sekolah lanjutan yang diharapkan.
Bantu anak menghadapi UAN (Ujian Akhir Nasional) dengan cara yang terbaik
Ayah dan ibu, sedianya tugas kita untuk memotivasi anak-anak dalam setiap perbuatan baik. Termasuk saat anak-anak menghadapi UAN, yang merupakan momen penting dalam perjalanan hidup mereka. Tapi orangtua sering kali tidak sadar, dengan lebih sering menjadikan mereka sebagai objek.
“Menghadapi UAN, orangtua sering kali berfokus pada keinginan dan harapan sendiri. Lupa bahwa anak mempunyai hak terhadap hidupnya. Paling parah, orangtua pun sering mengabaikan proses yang telah mereka lakukan serta mengabaikan emosi anak-anak,” papar Anggia.
Oleh karena itu, patut dilakukan upaya “memanusiakan” anak-anak dengan tujuan menyehatkan emosi mereka. Emosi yang sehat tentu memengaruhi performa mereka dalam menjalani ujian nanti.
Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan para orangtua:
- marilah kita sebagai orangtua, meminta maaf dengan tulus kepada anak-anak. Karena entah telah berapa kali menjadikan mereka objek. Memaksakan mereka untuk sesuai keinginan dan harapan kita, tapi lupa bertanya bahkan mengabaikan keinginan dan harapan mereka.
- di waktu yang hampir menjelang ini, mari sama-sama kita mengerem untuk menyuruh mereka belajar. Bukan tidak boleh, tapi sebaik-baiknya kita sedikit menahan untuk tidak terus-menerus memaksa mereka belajar. Percayalah, pada dasarnya mereka sudah cukup siap secara materi (apalagi dengan tambahan bimbingan belajar).
- jadilah orangtua “sesungguhnya”, yang melindungi, mendukung, memberi kekuatan, memberi motivasi, dan doa yang tiada henti. Karena di detik-detik ini, itulah yang anak-anak kita butuhkan, lebih dari apa pun. Hargai proses yang selama ini mereka lakukan.
- bersama-sama seluruh keluarga (ayah, ibu, dan anak-anak) “membiasakan” untuk memaksimalkan ikhtiar, ibadah, dan sikap tawakal untuk hasil yang akan diterima. Belum terlambat untuk memulai dukungan terbaik dari sekarang.
Ancaman Mendiknas kepada Siswa dan Sekolah
Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) tidak bosan-bosan mengajak siswa, guru, dan pejabat terkait untuk jujur dalam pelaksanaan Ujian Nasional (Unas). Meskipun kecurangan sulit dideteksi, Kemendiknas tetap yakin ancaman sanksi bisa membuat semua yang terkait lebih jujur. Ancaman sanksi tahun ini, nilai siswa yang curang akan dihapus.
Ancaman tersebut disampaikan langsung Mendiknas Mohamad Nuh. Dia menjelaskan, tahun ini pihaknya memiliki sistem baru untuk mendeteksi kecurangan pengerjaan Unas. Setiap lembar jawaban siswa memiliki kode rahasia. Kode tersebut, hanya diketahui kemendiknas, percetakan, dan pengawas.
Dengan kode rahasia tersebut, pelaksana Unas bisa mengetahui langsung siapa-siapa siswa yang melakukan kecurangan. "Semua harus mengikuti tema Unas tahun ini, prestasi yes, jujur harus," tandas mantan Menkominfo itu.
Selain mewanti-wanti siswa supaya mengerjakan soal dengan jujur, Kemendiknas juga masih mencium potensi sekolahan yang mendongkrak nilai Unas siswanya. Tujuannya satu, yaitu untuk mencapai angka kelulusan 100 persen.
Untuk kasus ini, Nuh mengatakan, pihak sekolah yang curang akan mendapatkan sanksi administratif. Yaitu, Kemendiknas tidak menerima nilai ujian sekolah. Seperti diketahui, ketentuan kelulusan diambil dari dua aspek. Pertama, dari nilai Unas sebesar 60 persen, dan kedua dari nilai ujian sekolah sebesar 40 persen.
"Jika sekolah nakal, peresentase ujian sekolah kami hapus. Jadi murni kelulusan dari nilau unas saja," tegas mantan rektor ITS tersebut. Jika nilai ujian sekolah yang diambil berdasarkan rapor dihapus, otomatis siswa berharap penuh pada hasil unas.
Sementara untuk wali murid yang akan menjalani Unas, Nuh mengatakan jangan mudah terpengaruh isu jual beli bocoran naskah soal. Dia mengatakan, selama ini banyak sekali modus yang digunakan penipu untuk mencari duit menjelang detik-detik akhir pelaksanaan Unas. Nuh mencontohkan, ada penipu yang mengatakan jika lembar soal yang dijualnya 50 persen persis seperti naskah Unas. Harga yang dipatok bisa sampai Rp 1 juta.
Ada juga yang memasang iming-iming jika naskah soal itu akurasinya adalah 75 persen bahkan seratus persen. "Semua itu bohong. Kalau dipercaya, risikonya besar," sebut Nuh. Risiko muncul karena siswa bisa jadi ogah belajar karena merasa sudah memegang duplikat lembar soal unas. Padahal, lembar duplikat tersebut bohongan.
Pintu kebocoran naskah soal Unas lainnya diduga muncul dari lembaga bimbingan belajar. Untuk menarik peminat, biasanya lembaga bimbingan belajar melobi percetakan untuk mendapatkan lembar soal Unas. Untuk kasus ini, Nuh mengatakan tahun ini tidak akan terjadi. Nuh mengatakan, pihaknya mulai melakukan penyuluhan kepada lembaga bimbingan belajar untuk memperkaya kisi-kisi latihan unas. "Kalau kisi-kisi itu kan tidak masalah," kata dia. Misalnya untuk pelajaran matematika, kisi-kisi soalnya tentang persamaan kuadrat atau lainnya.
Seperti diberitakan, Unas 2011 untuk tingkat SMA dan sederajat digelar mulai Senin depan. Pekan ini, tahap percetakan naskah unas sudah rampung. Dari beberapa inspeksi mendadak (sidak), Kemendiknas yakin kebocoran sudah bisa diatasi. Proses percetakan naskah unas yang menelan anggaran Rp 500 miliar dianggap sudah sesuai SOP (standard operational programme). Selanjutnya, tinggal proses distribusi.
Stop Budaya NGARET
Badan Kepegawaian Negara (BKN) melakukan pembenahan besar-besaran. Yang paling fokus adalah mengubah paradigma pegawainya. Kebijakan ini mengikuti langkah BKN yang menjadi salah satu lembaga dari 20 institusi yang menyodorkan usulan untuk dinilai pelaksanaan reformasi birokrasinya di tahun 2011.
Wakil Kepala BKN Eko Sutrisno mengakui, selama ini kinerja dan budaya kerja di lingkungan BKN belum terukur. Karena itu ke depan BKN akan membangun budaya kerja agar ada peningkatan kualitas kinerja.
"Tahun ini, BKN sudah mengajukan usulan ke tim reformasi birokrasi untuk dinilai. Usaha ini akan sia-sia kalau paradigma pegawai tidak berubah. Bukan zamannya lagi, pegawai datang siang dan pulang paling cepat," tegas Eko dalam keterangan persnya.
Dia menyebut, masih banyak pegawai yang berpikir tenaga kerja merupakan pegawai biasa. Ini harus diubah menjadi tenaga kerja sebagai aset yang harus dikembangkan.
"Aparatur merupakan aset negara yang harus lebih diberdayakan sehingga bisa meningkatkan income bagi negara/daerah. Itu sebabnya, setiap kinerja aparatur akan diukur dan dinilai berapa harga yang tepat untuk tunjangan kinerjanya," jelasnya.
Dalam menggenjot reformasi birokrasi, BKN telah meminta ke seluruh Kantor Regional untuk membentuk Tim Reformasi Birokrasi internal. Ini dimaksudkan untuk melihat apakah kegiatan dan inovasi yang dibangun telah terdokumentasikan dengan baik. Sebab, itu menjadi salah satu syarat dalam penilaian reformasi birokrasi. "Sebelum dinilai oleh tim reformasi birokrasi nasional, tim reformasi birokrasi internal BKN sudah harus bekerja.
JAKARTA, KOMPAS.com Mungkin beberapa kompasianer “bertanya apa sih ngaret itu?” ngaret adalah kebiasaan buruk manusia berupa datang setelah waktu yang ditentukan atau telat. kok disebut ngaret ya? mungkin saja berasal dari kata karet karena karet mudah direnggakan sehingga orang yang ngaret biasanya suka merenggakan waktu atau telat.
Ngaret memnag menjengkelkan apalagi kalau kita sedang janjian sama seseorang pada jam yang telah ditentukan misalnya jam setengah 8 tapi orang itu malah datang jam 8. Hal itu pasti akan membuat kita bete apalagi jika kita datang sebelum waktu yang ditentukan sehingga harus menunggu lama. Saya sendiri punya cerita banyak yang berhubungan dengan ngaret, mungkin dari semua janjian atau ngumpul tidak pernah ada yang tidak ngaret.
Kami berlima sudah janjian pada hari sabtu untuk mengerjakan tugas sejarah disekolah datang pada jam 10 pagi. Saya berangkat dari rumah jam setengah 10 tapi karena macet sehingga agak telat dikit tapi waktu saya datang hanya baru 1 orang dari kelompok saya yang datang, sisanya saya harus menunggu. Lalu setelah hampir 30 menit teman saya datang. Akhirnya kami bertiga menunggu 2 orang lagi, karena lama jadi kami mengerjakan tugas dasar sejarahnya dulu. lalu setelah sekian lama hampir satu jam teman saya datang itu karena dia nyasar, maklumlah saya juga tahu kalau belum lama ini jalur angkot di kota Tangerang diatur seperti dulu lagi saya saja pernah pulang kerumah diajak muter-muter sama angkotnya. Walau belum lengkap kelompok kami karena baru ber-4 tapi kami langsung mengerjakan tugas kelompok sejarah itu. Pada saat jam setengah 1 tugas kami sudah 98 % selesai nah saat itu teman saya yang satu lagi baru datang. Ngeselin banget ya tugas udah selesai baru datang yang akhirnya dia gak kerja apa-apa karena tugas sudah rampung. Itu baru satu dari banyaknya pengalaman saya tentang ngaret.
Anehnya kok orang yang ngaret banyak dianggep biasa aja gitu sampai ada yang bilang “Namanya juga orang Indonesia”. Sehingga orang Indonesia berangggapan bahwa ngaret itu adalah hal yang biasa sehingga terkadang dianggap membudaya, kok budaya yang negative sih? bukannya budaya itu yang baik-baik ya? entahlah. Itu berarti ngaret memang sering dilakukan oleh orang Indonesia sehingga orang Indonesia sudah terbiasa mendapati temannya datang telat dan menerima saja. Anehnya banyak orang yang ngaret terkadang tidak merasa bersalah malah membanggakan ceritanya mengapa ia sampai ngaret. Mungkin saja ia tak sadar atau gak mau sadar bahwa hal yang harus didatangi tepat waktu itu sangat penting apalagi yang tidak terlalu penting.
Parahnya budaya ngaret ini gampang menular sehingga mudah menyebar. Padahal banyak juga orang yang datang tepat waktu tapi karena sering mendapati temannya ngaret sehingga membuat ia bosan mengunggu akhirnya muncul pemahaman bahwa “ngapain gue dateng on time palingan yang laen juga pada ngaret”. Sehingga lama-kelamaan orang-orang Indonesia umumnya hanya sedikit yang mau datang tepat waktu, benar tidak?
Bukan hanya rakyat biasa Indonesia saja yang suka datang telat, anggota DPR nya saja masih suka ada yang bolos dan datang telat padahal mereka mengemban tanggung jawab yang sangat besar untuk negara. Mungkin hal itu pula yang membuat negara kita gak maju-maju.
Contoh Budaya ngaret
Sidang vonis empat terdakwa kasus dugaan pembunuhan berencana terhadap Direktur PT Putra Rajawali Banjaran Nasrudin Zulkarnaen, yaitu Antasari Azhar, Wiliardi Wizar, Sigid Haryo Wibisono, dan Jerry Hermawan Lo, Kamis (11/2/2010) hingga kini belum berlangsung.
Padahal, menurut jadwal, sidang seharunsya dimulai pada pukul 09.00 WIB. Hingga kini, belum ada kejelasan mengapa sidang vonis tak kunjung berlangsung. Para pengunjung sendiri telah memadati ruang sidang masing-masing terdakwa sejak pukul 06.30.
Saat ini, keempat terdakwa masih berada di ruang tahanan pria PN Jaksel. Ruang tahanan ini pun dipadati sanak keluarga, polisi, dan para awak media. Kapolsek Pasar Minggu Kompol Nurdin Satriaji mengatakan, para hakim sidang vonis keempat terdakwa tersebut mendapatkan pengamanan ekstra ketat hari ini. Dengan demikian mereka dapat memberikan vonis secara leluasa.
Panitia seleksi penerimaan calon pegawai negeri sipil (CPNS) Pemprov DKI Jakarta datang telat sekitar dua jam. Akibatnya sekitar seribu lebih pelamar CPNS harus antre menunggu panitia yang ngaret. "Iya ngaret banget, dijadwal pengambilan kartu dimulai pukul 08.00 WIB, tapi baru jam 10.00 WIB panitianya datang. Payah nih panitianya," ujar Rachmat kesal saat dihubungi detikcom. Menurut Rachmat antrean tersebut terjadi di aula Masjid Al Azhar, di depan kantor Walikota Jakarta Timur, Jl Sumarno, Jakarta Timur. Antrean tersebut mulai dari dalam aula gedung sampai keluar aula. Akibatnya pelamar yang berada di luar gedung harus antre berdiri dan kepanasan. "Kalau yang di dalam aula masih enak, bisa duduk dan ber-AC tapi kalau yang di luar harus berdiri. Padahal beberapa ada yang bawa anak kecil," terang Rachmat yang juga sedang mengantar sang istri untuk mengambil kartu ujian.
Pelamar yang antre adalah mereka yang dinyatakan lolos seleksi administrasi, dan akan menjalai tes tertulis tanggal 28 November mendatang. Namun sebelum mengikuti ujian, peserta diwajibkan untuk mengambil kartu ujian.
"Yang di sini cuma peserta yang lolos administrasi dari wilayah Jakarta Timur. Tempat lain saya tidak tahu," sambung Rachmat.
Hingga pukul 10.00 WIB, antrean masih masih panjang. Sebagian pelamar bahkan mulai merangsek masuk ke dalam aula karena panas. "Sudah mulai banyak yang masuk karena kepanasan," imbuh Rachmat. Pemerintah Provinsi DKI membuka kesempatan bagi warga untuk mengisi lowongan formasi CPNS Daerah Provinsi DKI tahun 2010. Tahun ini Pemprov DKI akan menerima 1.810 tenaga kerja baru.
Sekiranya contoh di atas merupakan kebiasaa-kebiasaan orang Indonesia, mulai dari macet,nyontek, dan ga tepat waktu atau biasa di sebut ngaret. Semoga di situasi dan kondisi di Indonesia yang semakin kacau ini, kita bisa lebih memerhatikannya. Dan hanya kitalah yang bisa merubah kehidupan diri kita sendiri dan lingkungan yang kita tempati.
Mohon maaf bila ada salah kata, tulisan ini saya buat hanya untuk sekedar menyelesaikan tugas IBD. Terima kasih.





Referensi :
 REPUBLIKA.CO.ID
 TEMPO Interaktif
 ANTARA News
 Kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar