Rabu, 18 Januari 2012

Manajemen risiko

Manajemen risiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman; suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk: Penilaian risiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko dengan menggunakan pemberdayaan/pengelolaan sumberdaya. Strategi yang dapat diambil antara lain adalah memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi efek negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko tertentu. Manajemen risiko tradisional terfokus pada risiko-risiko yang timbul oleh penyebab fisik atau legal (seperti bencana alam atau kebakaran, kematian, serta tuntutan hukum. Manajemen risiko keuangan, di sisi lain, terfokus pada risiko yang dapat dikelola dengan menggunakan instrumen-instrumen keuangan.
Sasaran dari pelaksanaan manajemen risiko adalah untuk mengurangi risiko yang berbeda-beda yang berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada tingkat yang dapat diterima oleh masyarakat. Hal ini dapat berupa berbagai jenis ancaman yang disebabkan oleh lingkungan, teknologi, manusia, organisasi dan politik. Di sisi lain pelaksanaan manajemen risiko melibatkan segala cara yang tersedia bagi manusia, khususnya, bagi entitas manajemen risiko (manusia, staff, dan organisasi).
Lingkup Manajemen Risiko:
Risiko didefinisikan sebagai “kemungkinan suatu peristiwa terjadi tidak seperti yang diharapkan yang menimbulkan suatu kerugian”.  Sedangkan manajemen risiko adalah “serangkaian prosedur dan metodologi yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan risiko yang timbul dari kegiatan usaha bank atau perusahaan”. Tujuan manajemen risiko adalah menjaga agar aktivitas operasional perusahaan tidak menimbulkan kerugian yang melebihi kemampuannya untuk menyerap kerugian, atau membahayakan kelangsungan usahanya.  Terdapat berbagai jenis risiko di bank, yaitu risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional.  Risiko yang bukan termasuk risiko kredit dan pasar, dapat dimasukkan dalam kelompok risiko operasional. 
Menurut Bank Indonesia, jenis risiko penting yang harus dicermati bank-bank ada delapan, yaitu risiko kredit, pasar, likuiditas, operasional, hukum, stratejik, reputasi, dan risiko kepatuhan.  Risiko kredit adalah adalah risiko yang timbul sebagai kegagalan counterparty memenuhi kewajibannya, baik karena tidak mampu atau tidak mau membayar kewajibannya.  Risiko pasar adalah risiko yang timbul karena pergerakan variabel pasar (misalnya sukubunga, nilai tukar) dari portofolio yang dimiliki oleh bank yang dapat merugikan bank tersebut. Risiko likuiditas disebabkan bank tidak mampu memenuhi kewajiban yang telah jatuh waktu.  Risiko hukum adalah risiko yang disebabkan oleh adanya kelemahan aspek yuridis, antara lain: adanya tuntutan hukum, ketiadaan peraturan, perundang-undangan yang mendukung atau kelemahan perikatan seperti tidak dipenuhinya syarat sahnya kontrak dan komitmen organisasi. Risiko stratejik adalah risiko  yang disebabkan penetapan dan pelaksanaan strategi organisasi dan pengambilan keputusan  yang tidak tepat atau karena kurang responsifnya manajemen terhadap perubahan eksternal. Risiko reputasi adalah risiko yang disebabkan adanya publikasi negatif  yang terkait dengan kegiatan dan program kerja  organisasi atau persepsi negatif terhadap organisasi. Risiko operasional adalah risiko yang antara lain disebabkan adanya ketidakcukupan dan atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, atau adanya masalah eksternal yang mempengaruhi operasional bank    Risiko kepatuhan adalah risiko yang disebabkan karena organisasi  tidak mematuhi atau tidak melaksanakan   peraturan perundang-undangan dan ketentuan lain yang berlaku.  Masing-masing risiko saling terkait dan berhubungan satu sama lain.  Untuk sektor atau industri lain tentu memiliki karakteristik risiko yang dominan yang mungkin berbeda, misalnya risiko politik, risiko sosial, risiko bisnis dan lain-lain. Risiko saling berkaitan satu sama lain.
Kerangka dan Komponen Manajemen Risiko:
Komponen Manajemen Risiko terdiri atas (1) komitmen dan kepemimpinan manajemen puncak (2) proses, (3) struktur organisasi, dan (4) infrastruktur.  Penerapan manajemen risiko dimulai dari komitmen dan kepemimpinan yang kuat dari manajemen puncak (tone of the top),  yang tercermin dalam visi, misi dan value serta budaya perusahaan.  Nada dan gelombang filosofi risiko manajemen puncak tersebut sangat diperlukan sebagai rohnya manajemen risiko di perusahaan.  Tanpa roh yang kuat, manajemen risiko hanyalah sebuah slogan, prosedur, manual kaku yang tergeletak di laci dan lemari perusahaan tanpa suatu makna.
Komitmen  perlu dituangkan dalam risk management objective, risk appetite, dan risk charter perusahaan.  Komitmen setiap aktivitas bisnis dan fungsi perusahaan (antara lain: proses produksi, marketing, human capital, manajemen keuangan dan sistem informasi, pengawasan serta audit), berbasis manajemen risiko,  yang kemudian diintegrasikan dalam manajemen stratejik di tingkat corporate. 
Setiap fungsi perusahaan menjalani proses manajemen risiko,  yang dimulai dengan  identifikasi risiko, pengukuran risiko, pengendalian risiko dan pemantauan risiko.  Tujuan identifikasi risiko adalah memahami jenis risiko pada aktivitas fungsional, sehingga ditemukan indikator-indikator risiko kunci (key risk indicators), dan akhirnya risiko dapat dipetakan dalam suatu profil yang mudah dimengerti: risiko rendah, risiko sedang dan risiko tinggi.
Pengukuran risiko diperlukan agar risiko dapat dikendalikan dan dipantau.  Dalam fungsi perusahaan atau proses bisnis yang baik, pengukuran risiko mampu mengetahui tingkat risiko dan intensitasnya.  Berbagai alat digunakan untuk mengukur risiko, misalnya Credit Risk Rating, Value at Risk, Risk Self Assessment.   

               id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_risiko


Jumat, 13 Januari 2012

Performance Reports

Informasi yang terkandung didalamnya, antara lain :
  • Status reports, yang berisi tentang sejauh mana proyek sudah berjalan dalam kerangka ruang lingkup, waktu dan biaya. (Sudah berapa biaya yang digunakan, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah aktivitas, apakah pekerjaan sudah dilaksana sesuai rencana,dsb) 
  • Progres reports menggambarkan sejauh mana tim proyek sudah menyelesaikan pekerjaannya.  Biasanya berupa laporan rutin 
  • Peramalan, berisi gambaran kecenderungan proyek akan berhasil atau tidak berdasarkan apa yang sudah dikerjakan sampai titik tertentu ketika proyek sudah berjalan 





sumber :  http://imeldas.blog.ittelkom.ac.id/blog/files/2010/05/MPTI9.ppt

Distribusi Informasi

Distribusi Informasi
  • Dilakukan mengingat pentingnya mendapatkan informasi proyek bagi orang yang tepat, pada waktu yang tepat dengan format yang padat informasi 
  • Manajer proyek dan tim proyek harus dapat memutuskan cara terbaik untuk mendistribusikan informasi proyek

Isu Penting dalam Distribusi Inforamasi
-  Penggunaan teknologi
Cara formal atau informal
-  Penanganan informasi yang sangat penting agar dapat didistribusikan dengan efektif dan tepat waktu
-  Memilih media yang cocok untuk berkomunikasi
- Pemahaman akan teknik komunikasi individual atau berkelompok
- Teknik menyampaikan berita “buruk”
Pengaturan jumlah jalur komunikasi

Rencana Manajemen Komunikasi

Rencana Manajemen Komunikasi
Informasi yang terkandung dalam Rencana Manajemen Komunikasi (Communication Management Plan ), antar lain :
1.    Kebutuhan-kebutuhan komunikasi stakeholders
2. Informasi yang akan dikomunikasikan, termasuk formatnya, isinya dan level detailnya
3.  Orang yang bertanggung jawab untuk memberikan informasi yang dimaksud
4. Orang yang harus menerima informasi yang dimaksud
5.   Frekuensi/jadwal untuk menghasilkan informasi,misalkan mingguan, tiap tanggal 1, dst
6.   Metoda untuk mendapatkan informasi, seperti memo, email, telepon, dsb
7.  Metoda untuk memperbaharui rencana manajemen komunikasi sejalan dengan kemajuan dan pembangunan proyek
8.  Metoda untuk menyelesaikan masalah yang tidak dapat diselesaikan di level bawah
9.   Daftar istilah/terminologi


sumber : http://imeldas.blog.ittelkom.ac.id/blog/files/2010/05/MPTI9.ppt

Manajemen Komunikasi Proyek

Manajemen Komunikasi proyek adalah kompetensi yang harus dimiliki manajer proyek dengan tujuan utama adalah agar adanya jaminan bahwa semua informasi mengenai proyek akan sampai tepat pada waktunya, dibuat dengan tepat, dikumpulkan, dibagikan, disimpan dan diatur dengan tepat pula.

Tahapan Manajemen Komunikasi
  • Perencanaan Komunikasi (Communication Planning) : mendefinisikan kebutuhan komunikasi dan informasi di antara stakeholder sebuah  proyek
  • Distribusi Informasi : Proses yang dilakukan untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan informasi pada waktu yang tepat bagi setiap stakeholder 
  • Pelaporan Kinerja : Proses mengumpulkan dan menyebarkan informasi kinerja proyek, termasuk di dalamnya status reports, progress measurements, dan peramalan 
  • Mengelola stakeholders Proses mengelola komunikasi untuk memenuhi kebutuhan dan harapan stakeholder dan penyelesaian isu-isu yang terjadi

Perencanaan Komunikasi

  • Merupakan proses yang sangat penting dalam proyek, mengingat seringnya kegagalan proyek terkait dengan kegagalan komunikasi

  •  Rencana manajemen komunikasi adalah dokumen yang berisi arahan/tuntunan cara berkomunikasi dalam suatu proyek


sumber : http://imeldas.blog.ittelkom.ac.id/blog/files/2010/05/MPTI9.ppt


Analisa Pareto

Analisa pareto adalah teknik statistik yg digunakan saat memutuskan pilihan apa yg harus diambil utk mencapai hasil yg maksimal. 

Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin diteliti; dipandang sebagai suatu pendugaan terhadap populasi, namun bukan populasi itu sendiri. Sampel dianggap sebagai perwakilan dari populasi yang hasilnya mewakili keseluruhan gejala yang diamati. ukuran dan keragaman sampel menjadi penentu baik tidaknya sampel yang diambil. Terdapat dua cara pengambilan sampel, yaitu secara acak (random)/probabilita dan tidak acak (non-random)/non-probabilita.

simpangan baku atau deviasi standar adalah ukuran sebaran statistik yang paling lazim. Singkatnya, ia mengukur bagaimana nilai-nilai data tersebar.
Simpangan baku didefinisikan sebagai akar kuadrat varians. Simpangan baku merupakan bilangan tak-negatif, dan memiliki satuan yang sama dengan data. Misalnya jika suatu data diukur dalam satuan meter, maka simpangan baku juga diukur dalam meter pula.

 sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Sampel_%28statistika%29
meidii.multiply.com/journal/item/9

Manajemen Kualitas Proyek

Manajemen Kualitas Proyek adalah proses yang dilakukan, untuk menjamin proyek dapat memenuhi kebutuhan yang telah disepakati, melalui aturan-aturan mengenai kualitas, prosedur ataupun guidelines

Tahapan Manajemen Kualitas
• Perencanaan Kualitas
identifikasi standar kualitas yang relevan dengan proyek, dan menentukan cara memenuhi standar kualitas tsb
• Penjaminan Kualitas
Menjalankan apa yang sudah direncanakan untuk menjamin bahwa tim proyek sudah menjalankan semua proses yang dibutuhkan untuk memenuhi standar kualitas yang relevan
• Pengendalian Kualitas
Memonitor hasil-hasil proyek yang spesifik untuk memeriksa apakah sudah memenuhi kualifikasi standar relevan yang sudah disepakati dan mengidentifikasi cara untuk meningkatkan kualitas secara menyeluruh

Perencanaan Kualitas
• Perlu merancang kualitas dan mengkomunikasikan faktor-faktor yang berkontribusi langsung untuk memenuhi permintaan pelanggan
• Desain eksperimen dapat mengidentifikasi variabel-variabel yang paling berpengaruh terhadap keluaran proses
• Beberapa aspek proyek IT yang mempengaruhi kualitas:
fungsionalitas, fitur-fitur, keluaran sistem, performansi, reliabilitas, dan maintainabilitas


Ouput Proses Perencanaan Kualitas
Quality Management Plan
Dapat didokumentasikan secara formal maupun informal,namun harus dapat menjadi tuntunan agar proses maupun produk proyek menjadi berkualitas (apapun standar yang digunakan)
Quality Metrics
Digunakan saat proses penjaminan kualitas (QA) dan pengendalian kualitas (QC)
Contoh : reliability,failure rate, availibility,dsb
Quality Checklist
Daftar hal-hal yang harus dilakukan dalam rangka memenuhi kualitas proyek
Process Improvement Plan, Quality Baseline,
Project Management Plan (update)

Penjaminan Kualitas
• Proses ini dilakukan dalam rangka menjamin peningkatan yang terus menerus dari berbagai aspek, sehingga penggunaan sumber daya proyek dapat seefektif dan seefisien mungkin.
• Proses ini berlangsung secara iteratif, dengan cara membuang semua aktivitas yang tidak memberi nilai tambah
• Tujuannya agar proses berjalannya aktivitas, merupakan aktivitas yang berkualitas



sumber : http://apk.blog.ittelkom.ac.id/blog/files/2011/02/MPTI8.-Quality-Mgmt.pdf

Selasa, 10 Januari 2012

Estimasi Biaya

Estimasi Biaya
  •  Output penting dari tahapan ini adalah estimasi biaya
  • Sangat penting membangun cost management plan yang menggambarkan bagaimana variansi biaya akan dikelola dalam proyek

Perangkat dan teknik dasar untuk estimasi biaya:
  • Analogi atau top-down: gunakan biaya aktual dari proyek yang serupa sebelumnya sebaga dasar estimasi baru
  • bottom-up: estimasi biaya untuk masing-masing item pekerjaan dan menjumlahkan mereka untuk mendapatkan jumlah total
  •  parametric: gunakan karakteristik proyek dalam model matematika untuk estimasi biaya 
Constructive Cost Model (COCOMO)
  • Salah satu model parameter yang terkenal dibuat oleh Barry Boehm
  • Digunakan untuk mengestimasi biaya pembuatan perangkat lunak berdasarkan jumlah baris kode (source lines of code/SLOC)atau function points.
  • COCOMO II, model terkomputerisasi yang sudah tersedia di Web
  • Boehm mengatakan bahwa hanya model parametrik yang tidak menderita dari terbatasnya pembuatan keputusan oleh manusia




sumber : http://apk.blog.ittelkom.ac.id/blog/files/2011/02/MPTI7.pdf
              http://elearning.upnjatim.ac.id/courses/NKB17115/document/slide-kuliah

Senin, 09 Januari 2012

Cost dan Cotrol Budgeting

Cost budgeting mencakup alokasi estimasi biaya proyek ke  
     masing - masing item pekerjaan dan memberikan garis dasar biaya
  •          Input utama : WBS
  •         Output utama : cost baseline 
  •         Cost baseline is a time-phases budget that projectn managers use to measure and monitor cost performance
 
Control Budgeting mencakup :
- Mengawasi kinerja biaya 
- Menjamin bahwa hanya perubahan proyek yang tepat yang akan  
   masuk ke dalam garis dasar biaya yang direvisi
- Memberikan informasi kepada stakeholders mengenai perubahan 
  yang disetujui yang akan memeperngaruhi biaya
   
Earned Value Management (EVM)
 
-   EVM adalah alat untuk mengukur kinerja proyek yang 
   mengintegrasikan ruang lingkup, waktu dan data biaya
-  Untuk menggunakan EVM harus dibuat terlebih dahulu 
   baseline (original plan plus approved changes). Dengan 
   baseline dapat dievaluasi apakah proyek berjalan 
   dengan baik atau tidak
-  Secara periodik informasi aktual mengenai  kinerja   
   proyek harus diperbaharui sehingga pemanfaatan EVM 
   dapat optimal.